Sejarah
Sejarah berdirinya Manchester City Football Club, tidak terlepas dari peran seorang wanita. Pada November 1865, Arthur Connell diangkat sebagai Kepala GerejaSt.Mark's di West Gorton, sebuah distrik di timur Manchester, Inggris. PutrinyaAnna Connell (1855-1924)[ket 1][3] berinisiatif dan memutuskan untuk membentuk sebuah asosiasi yang mendorong para pemuda paroki untuk berolahraga.[4] Saat itu tingkat kejahatan dan pengangguran sangat tinggi. Mereka percaya bahwa olahraga dapat menyatukan dan mengurangi kejahatan di timur Manchester.
Tahun 1868 sudah terbentuk Tim Kriket Gereja St.Mark's dan mulai tahun 1875 timkriket mulai menambahkan permainan sepakbola yang pada waktu itu mulai populer.
Akhirnya pada tahun 1880 para pemain kriket membentuk tim sepak bola dengan nama St.Marks (West Gordon) dibawah bimbingan William Beastow dan Anna Connell (diyakini sebagai satu-satunya wanita telah mendirikan sebuah klub sepak bola profesional di Inggris).
Tahun 1887 mereka pindah ke markas yang baru di Hyde Road, Ardwick. Nama klub pun berubah menjadi Ardwick A.F.C. untuk menyesuaikan dengan letaknya yang baru. Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football League tahun 1892. Setahun kemudian, musim 1893-94, masalah keuangan membelit klub dan setelah direorganisasi ulang akhirnya mereka berganti nama lagi menjadi Manchester City Football Club.
Masa Pembentukan (1875-1894)
St.Mark's (1880-1887)
Anggota Gereja St.Marks dari Inggris, West Gorton, Manchester, mendirikan klub sepak bola yang sekarang dikenal sebagai Manchester City, untuk tujuan kemanusiaan. Mereka, berusaha untuk mengekang kekerasan geng lokal dan alkoholisme dengan membentuk kegiatan baru untuk pria lokal, sementara pengangguran yang tinggi juga melanda Timur Manchester, khususnya Gorton.
Semua orang dapat mengikutinya, tanpa memandang agama, yang pada abad ke-19 sangat sensitif. Anna Connell secara pribadi mengunjungi setiap rumah di paroki tersebut untuk menarik minat dan keterlibatan, mengundang baik Protestandan Katolik untuk mengambil bagian dalam kegiatan baru tersebut.[5]
Sebuah klub kriket gereja sudah dibentuk sebelumnya pada tahun 1868. Anna menyampaikan saran kepada pegawai Gereja, William Beastow. Dia menduga bahwa rutinitas sehari-hari laki-laki akan lebih baik bila disalurkan melalui permainan kolektif yang dikelola gereja, melalui permainan olahraga baru, yang semakin populer di akhir abad ke-19 yang disebut dengan 'sepak bola'. Untuk mewujudkan hal tersebut dan sebagai bagian dari keinginan Anna Connell untuk menyembuhkan penyakit sosial, sipir gereja William Beastow dan Thomas Goodbehere memulai menbentuk tim sepak bolageraja yang disebut St.Mark's (West Gorton), kadang dituliskan West Gorton (St.Mark's) pada musim dingin tahun 1880.[6] Anna Connell dikenal sebagai satu-satunya wanita yang membentukan klub sepakbola utama Inggris.
Pertandingan pertama tim tercatat terjadi pada 13 November 1880, melawan tim gereja dari Macclesfield. St.Mark's mengenakan kemeja hitam dengan celana pendek putih. St Marks kalah dalam pertandingan 2-1, dan hanya memenangkan satu pertandingan selama musim perdana mereka di 1880-81, dengan kemenangan atas Stalybridge Clarence Maret 1881.[7]
Pada tahun 1884, klub bergabung dengan klub lain, yaitu Gorton Athletic. Tetapi merger tersebut hanya berlangsung beberapa bulan sebelum klub dibagi lagi. St Mark's menamakan diri mereka dengan Gorton A.F.C sementara Gorton Athletic berubah menjadi West Gorton Athletic.[8] Dengan perubahan nama ini, tim secara bertahap kehilangan sentuhan awal agama mereka, dan nama St.Mark's perlahan memudar, dengan klub sering menempatkan St.Mark's dalam tanda kurung.
Ardwick A.F.C. (1887-1894)
Pada tahun 1887, Gorton A.F.C. berubah status menjadi profesional dan pindah ke tempat baru di Hyde Road Ardwick, dan mengganti namanya menjadi Ardwick AFC untuk mencerminkan lokasi baru di timur kota. Pertandingan pertama mereka di Hyde Road pada 10 September 1887 direncanakan untuk melawan Salford AFC sebagai "grand opening" stadion baru. Tetapi pertandingan tidak jadi dilaksanakan karena Salford AFC tidak dapat bertanding.[9]
Pada tahun 1889 terjadi bencana ledakan tambang batubara dekat Hyde Road yang menyebabkan kematian 23 penambang. Ardwick dan Newton Heath, yang keduanya kemudian menjadi Manchester City dan Manchester United, mengadakan pertandingan persahabatan di bawah lampu sorot, dalam rangka menghimpun dana bantuan bencana.
Pada tahun 1885 diadakan Piala Manchester (bahasa Inggris: Manchester Cup) untuk pertama kalinya. Ardwick AFC menjadi lebih dikenal luas pada tahun 1891, setelah menjuarai Manchester Cup untuk pertama kalinya, mengalahkan Newton Heath 1–0 di final.[10]
Keberhasilan ini berpengaruh terhadap keputusan Football Alliance untuk menerima Ardwick sebagai anggota untuk musim 1891-1892. Pada saat Football Alliance bergabung dengan Football League pada tahun 1892, Ardwick AFC menjadi sebagai salah satu anggota pendiri Divisi Dua.
Masalah keuangan di musim 1893-1894 menyebabkan reorganisasi dalam klub, dan Ardwick berubah menjadi Manchester City, dengan nama resmi Manchester City Football Club Company Limited dan menjadi perusahaan yang terdaftar pada tanggal 16 April 1894.
Masa awal Manchester City F.C (1894-1928)
Masa Perkembangan (1894-1898)
Mulai tahun 1894 klub ditata ulang oleh manajemen. Manajer Yosua Parlby merekrut Billy Meredith yang berusia 19 tahun dari Northwich Victoria. "The Welsh Wizard" tersebut sangat hebat karena mempunyai telenta yang tinggi dan masa depan yang bagus. Billy bermain untuk tim nasional Wales dan menang pertama kali pada tahun 1895. Namun, ia terus bekerja di bawah tanah sebagai penambang selama seminggu sampai 1896, ketika Manchester City akhirnya bersikeras bahwa dia harus melepaskan pekerjaan tambang batu bara nya.
Klub ini berkembang dengan pesat dan pada tahun 1895, dan sudah menarik lebih dari 20.000 orang sebagai pendukung. Para pendukung Manchester City waktu itu dikenal sebagai penggemar riang klub mereka, sering menyalurkan antusiasme mereka dan menciptakan suasana yang ramai di Hyde Road, dengan terompet. Kadang-kadang sesekali mereka memakai pakaian yang mewah.
Pada tahun 1899, klub menjuarai Divisi II dan berhak promosi untuk pertama kalinya ke tingkat tertinggi dalam sepak bola liga Inggris saat itu, Divisi I.
Klub akhirnya mencatatkan gelar pertamanya pada tanggal 23 April 1904, dengan mengalahkan Bolton Wanderers 1–0 di Crystal Palace dalam sebuah final turnamen sistem gugur paling bergengsi di sepak bola Inggris, yaitu Piala FA atau lebih dikenal dengan FA Cup. Klub nyaris mendapatkan gelar ganda pada tahun 1904 karena mengakhiri liga Divisi I sebagai runner-up pada musim 1903-1904.
Pindah ke Maine Road (1923)
Pada tahun 1920, Hyde Road menjadi stadion sepakbola pertama di luar London yang dikunjungi oleh raja yang berkuasa.[11] Pada tanggal 27 Maret 1920 Raja George V hadir di Hyde Road untuk menyaksikan pertandingan antara Manchester City dan Liverpool.[12]
Bulan November sebuah kebakaran yang disebabkan oleh rokok menghancurkan tribun utama dan akhirnya Manchester City mulai mencari rumah baru. Awalnya diusulkan kemungkinan untuk berbagi Stadion Old Trafford dengan tetangganya,Manchester United. Namun sewa yang diusulkan United terlalu mahal, sehingga Hyde Road diperbaiki dan City terus bermain di Hyde Road.
Rencana untuk pindah dari timur Manchester ke selatan Manchester di Maine Road, Moss Side membuat marah John Ayrton, Direktur Manchester City saat itu. John akhirnya berpisah dari klub dan mendirikan Manchester Central F.C.,karena merasa harus ada sebuah tim sepak bola dari timur Manchester.
Akhirnya rencana klub untuk pindah ke basis baru di Maine Road, Moss Side diumumkan pada tahun 1922. Pertandingan terakhir Manchester City di Hyde Road adalah pertandingan liga melawan Newcastle United pada 28 April 1923, dan pada bulan Agustus 1923 menjadi pertandingan sepak bola terakhir yang diadakan di Hyde Road. Manchester City memulai musim 1923-1924 di Maine Road, yang saat itu memiliki kapasitas 85.000 dan dijuluki Wembley of The North.
Setelah itu beberapa bagian dari Hyde Road masih digunakan. Atap stand utama dijual ke Halifax Town, dan didirikan The Shay Stadium dimana atap stand utama masih digunakan.[13] Selama satu dekade, semua jejak sepak bola menghilang dari Hyde Road. Pada 2008, lokasi bekas lapangan adalah depo bus, sebagai tempat latihan para supir.[14]
Tahun 1926 klub mencapai Final Piala FA, dan mencetak 31 gol dalam 5 pertandingan dalam perjalanan ke final. Namun di pertandingan final City dikalahkan 1–0 oleh Bolton Wanderers. Kekecewaan bertambah, karena di liga City terdegradasi di akhir musim. Tahun 1928 City menjadi juara Divisi II dan kembali promosi ke Divisi I.
Periode 1928-1965
Tim Tahun 1930-an
Pada tahun 1930-an City mulai menjadi penantang serius, dalam berbagai kesempatan di Piala FA. Pada tahun 1930-an City mempunyai beberapa nama terkenal seperti Matt Busby yang kemudian menjadi Manager Manchester United, Frank Swift seorang penjaga gawang dengan rentang tangan hingga jari mencapai 12 inci, yang masih dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik sepanjang masa. Kemudian ada striker yang sulit dipahami karakternya tapi rawan cedera yaitu Fred Tilson dan kapten yang sangat berpengaruh yaitu Sam Cowan. Di sebuah pertandingan final, sebelum pertandingan pada saat bersalaman, Sam Cowan memberitahukan kepada Raja dengan mengatakan , "Yang Mulia, ini adalah Tilson. Dia hari ini bermain dengan kaki yang patah".
Cowan menjadi kapten City, menggantikan Jimmy McMullan. Selama menjadi kapten, City mencapai final Piala FA sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah pada tahun 1933, melawan Everton. Selama pertandingan Cowan sering berhadapan langsung melawan Kapten Everton Dixie Dean. Kedua pemain terkenal karena kemampuan mereka dalam menjaga daerahnya. Matt Busby mengatakan bahwa "Cowan bisa menyundul bola sama jauhnya jika kita menendang dengan kaki". Tetapi Dean menang dalam pertempuran udara, mencetak gol kedua Everton dengan sundulan kepala. Kehadiran Dean memberi Cowan dilema, dia terpecah antara tekad untuk tidak meninggalkan Dean dan keinginan untuk membantu menyerang ke depan. Akhirnya Everton menang 3-0.
Tapi pada saat Cowan menerima medali sebagai runner-up dari Duke of York, ia mengatakan bahwa ia akan kembali tahun depan sebagai pemenang. Sesuai dengan perkataan Cowan, City kembali ke Wembley pada tahun berikutnya (1934), dan akhirnya memenangkan Piala FA, Cowan memenuhi janjinya. Klub mengakhiri liga pada tahun 1930 di posisi ketiga, dan kalah tipis dari Arsenal oleh gol Herbert Chapman di menit terakhir pada semi-final Piala FA 1932.
Spesialis Piala FA
City mendapatkan reputasi sebagai spesialis Piala FA pada tahun-tahun itu. Pada tahun 1934, 84.559 pendukung datang memenuhi Maine Road untuk menyaksikan City melawan Stoke City di perempat final. Rekor kehadiran tersebut masih bertahan hingga saat ini.
Di final Piala FA 1934, Cowan menjadi pemain pertama dan satu-satunya pemain City yang tampil di tiga final Piala FA. Dia adalah kapten saat City menang 2-1 atas Portsmouth. Sebagai kapten tim Cowan sangat bertanggung jawab untuk memotivasi sesama pemain dan menjaga taktik pertandingan. Pada era itu, seorang kapten dapat seperti manager, yang secara administrasi dapat memberikan masukan taktik.
Semusim setelah kemenangan Piala FA, klub mengakhiri liga di urutan keempat pada musim 1934-35 dan gagal memperbaiki rekor Piala FA setelah kalah 1-0 dari Tottenham di babak ketiga. Di musim 1935-1936 berikutnya City harus berjuang untuk mengakhiri liga di posisi kesembilan.
Juara Liga Pertama (1937)
City akhirnya merebut gelar juara liga Divisi I pertama mereka pada tahun 1937 setelah menjadi runner-up dua kali di 1903-04 dan 1920-21, dan berakhir di tempat ketiga sebanyak tiga kali di 1904-05, 1907-08 dan 1929-30. City keluar sebagai juara dan satu-satunya tim dengan mencetak lebih dari 100 gol, serta tidak terkalahkan selama 22 pertandingan di liga.
Juara Bertahan Terdegradasi (1938)
Di musim 1937-1938 berikutnya mereka langsung terdegradasi ke divisi II, kendati mencetak gol lebih banyak dari tim manapun di liga. Peristiwa ini dikaitkan dengan typical City syndrome. City menjadi satu-satunya juara bertahan yang terdegradasi dalam sejarah sepak bola Inggris.
Setelah satu musim di Divisi II, akhirnya liga dihentikan karena terjadinya Perang Dunia II. Selama periode enam tahun, Liga Perang diperkenalkan, namun hal ini hanya bertujuan sebagai olahraga hiburan yang ditujukan untuk memberikan semangat kepada seluruh rakyat di kota-kota di seluruh Inggris. Beberapa pemain memilih untuk bermain untuk City selama perang dan beberapa bermain sebagai tamu untuk tim lain seperti Frank Swift. Sedangkan Jackie Bray bergabung dengan Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force pada tahun 1940 untuk ikut membantu perang dan dianugerahi Medali Kerajaan Inggris karena jasa-jasanya selama perang.
20 tahun kemudian, Manchester City yang terinspirasi kan taktik bernama Revie Plan berhasil masuk final Piala FA 1955. Mereka kalah di final melawan Newcastle United, tapi tahun berikutnya mereka menjuarai Piala FA dengan mengalahkanBirmingham di final 3-1. Partai final tahun 1956 ini termasuk partai final Piala FA yang dikenang orang banyak karena di pertandingan itu kiper City, Bert Trautmann, terus bermain walaupun mengalami patah tulang leher.
Setelah itu City tenggelam dan baru muncul ke permukaan saat Joe Mercer dan Malcolm Allison ditunjuk untuk menjadi duo manajer klub pada tahun 1965.
Periode 1965-2001
Masa kejayaan (1965-1977)
Pada musim panas tahun 1965, manajemen klub menunjuk Joe Mercer dan Malcolm Allison sebagai manajer dan asisten manajer City. Musim 1965-66 adalah musim ketiga City bermain di Divisi II (kasta kedua) liga sepak bola Inggris. Setelah Joe Mercer ditunjuk sebagai manager, mereka membuat pembelian terpentingnya pada Mike Summerbee dan Colin Bell. Musim pertama dibawah asuhan Mercer, klub memenangkan gelar juara Divisi II dan berhak promosi kembali ke Divisi I.
Dua musim berikutnya, musim 1967-1968, Manchester City menjuarai Divisi I Liga sepak bola Inggris untuk kedua kalinya mengalahkan rival sekotanya Manchester United yang berada di posisi kedua.[15] Mereka memastikan gelar juara pada partai terakhir dengan kemenangan 4–3 di kandang Newcastle. Piala dan prestasi pun kemudian mulai mengalir datang.
Musim berikutnya 1968-69, mereka memenangkan kembali Piala FA 1969 setelah di final mengalahkan Leicester Citydengan skor 1-0. Setelah memenangkan Piala FA tahun 1969, City berhak tampil di Piala Winners UEFA musim berikutnya. Tampil di Piala Winners UEFA musim 1969-70 adalah kedua kalinya City berlaga di kompetisi Eropa, setelah pada musim sebelumnya berlaga di Liga Champions UEFA.
Musim 1969-70, City mencatatkan diri sebagai klub pertama dari Inggris yang bisa memenangkan dua piala domestik dan Eropa dalam satu musim.[16] Pada tahun 1970 City memenangkan Piala Winners UEFA Eropa untuk pertama kalinya dengan mengalahkan Górnik Zabrze 2–1 di final. Pada musim yang sama mereka juga memenangkan Piala Liga dengan mengalahkan West Bromwich Albion 2-1 di final yang dilangsungkan di Stadion Wembley.
Setelah itu, sepanjang awal dekade hingga pertengahan dekade 1970-an, klub terus berusaha untuk meraih prestasi demi pretasi. Pada Piala Winners UEFA tahun 1971, meraka hanya mencapai semi-final setelah dikalahkan oleh Chelsea.
Pada bulan Oktober 1971 Joe Mercer mengundurkan diri dan digantikan oleh Malcolm Allison. Dibawah Allison klub kembali mengikuti kejuaraan antar klub eropa pada musim 1972-73 dengan berlaga di Liga Champions UEFA, walaupun hanya sampai di babak 1. Gelar yang diperoleh pada masa Allison adalah menjadi juara Charity Shield pada awal musim 1972-73.
Rivalitas dengan klub sekota, Manchester United, selalu sengit. Salah satu partai yang banyak dikenang adalah pada partai terakhir di musim liga 1973–74. Derby panas tak terelakkan terjadi di Old Trafford tatkala baik City maupun United harus menang agar bisa selamat dari degradasi. Mantan pemain United, Denis Law, mencetak satu-satunya gol kemenangan City yang juga otomatis menyebabkan rival sekotanya United, harus degradasi ke divisi 2.
Malcolm Allison mengundurkan diri pada bulan Maret 1973 dan digantikan oleh Johnny Hart. Hart hanya sebentar menangani klub sebelum digantikan sementara oleh Tony Book (kapten City saat itu). Ron Saunders akhirnya menjadi manajer klub pada November 1973 hingga April 1974 dan akhirnya diganti kembali oleh mantan kapten klub yaitu Tony Book.
Dibawah Tony Book, City kembali menjadi juara Piala Liga pada tahun 1976 setelah di final mengalahkan Newcastle Uniteddengan skor 2-1. Pada musim 1976-77 City hampir menjadi juara Liga Inggris setelah mengakhir liga pada posisi kedua, dengan hanya selisih satu point dari Liverpool. Pada masa Tony Book, City selalu berlaga di Liga Champions UEFA selama tiga musim berturut-turut, dari musim 1976-77 hingga 1978-79.
Masa sulit (1982-2001)
Setelah menjadi runner-up pada Piala FA tahun 1981, Manchester City tidak menghasilkan gelar penting apapun dan hanya timbul-tenggelam di Premiership. Mereka hanya promosi ke divisi utama namun kemudian terdegradasi lagi ke divisi 2.
Musim 1982-83 klub mengakhiri liga di posisi ke-20, sehingga menyebabkan mereka harus degradasi ke divisi II. Setelah dua musim bermain di divisi II, musim 1985-86 mereka kembali ke divisi I, tetapi mereka kembali terdegradasi ke divisi II dua musim kemudian setelah pada musim 1986-87 mengakhiri liga di posisi ke-21. Musim 1989-90 City kembali bermain di divisi I, dan sempat bermain stabil dengan selalu mengakhiri liga di posisi ke-5 dalam dua musim berturut-turut.
Musim 1992-93 dimulai era baru dengan nama Liga Primer (bahasa Inggris: Premier League) dimana City menjadi salah satu klub pendirinya. Tetapi perjalanan klub di era Liga Primer tidak berlangsung mulus, bahkan cendrung terus mengalami penurunan. Puncaknya adalah pada musim 1998-99 mereka terdegradasi dan harus bermain sampai ke divisi 3 (sekarang bernama: Football League One). Setelah kedatangan David Bernstein pada bulan Maret 1998 sebagai chairman yang baru, City pun mulai berbenah. Beruntung, mereka hanya satu musim bermain di divisi 3 dan kemudian promosi ke divisi 2 (sekarang bernama: Football League Championship).
Periode 2001-Sekarang
Pada tahun 2001, Kevin Keegan ditunjuk untuk menangani Citizens, pada saat itu City bermain di divisi 2 (Football League Championship). Dibawah Kevin Keegen mereka berhasil menjuarai Football League Championship dan mereka pun berhasil promosi ke Liga Utama Inggris.
Maret 2005 Keegan mundur dan Stuart Pearce menggantikannya sebagai caretaker atau manager sementara. Penampilan City yang cemerlang membuat Pearce diangkat sebagai manager penuh dan musim 2005-2006 Pearce membawa City menempati urutan ke-6 Liga Utama. Musim berikutnya penampilan City menurun drastis dan hanya menghuni papan bawah klasemen walaupun tidak sampai terdegradasi. Pearce akhirnya dipecat dan digantikan mantan manajer tim nasional Inggris, Sven-Göran Eriksson. Pada saat itu Manchester City telah dimiliki oleh miliuner ambisius yang juga bekas perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.
Di bawah Eriksson, City tampil perkasa pada awal kompetisi namun mulai kehilangan keseimbangan mulai dari pertengahan kompetisi, walaupun demikian mereka bisa mencapai zona Piala UEFA berkat penampilan fair playnya. Thaksin yang tidak sabaran sudah ingin memecat Eriksson sebelum akhir kompetisi jika saja tidak ditahan oleh fans Citizen yang merasa Thaksin terlalu semena-mena dan tidak memperhatikan keinginan fans City. Pemecatan Eriksson hanya tertunda sebentar dan benar-benar dilakukan saat akhir kompetisi.
Mark Hughes, manager Blackburn Rovers dan juga mantan pemain kesayangan klub sekota Manchester United, ditunjuk untuk menggantikannya. Dibawah Hughes, City berhasil menempati posisi Liga Utama Inggris pada musim 2008-09 dan juga berhasil menembus babak perempat-final Piala UEFA. Hughes hanya bertahan hingga setengah musim 2009–10, ia digantikan oleh Roberto Mancini.
Era Roberto Mancini (2009-2013)
Dibawah Mancini, City berhasil menempati posisi kelima pada Liga Utama Inggris musim 2009–10. Musim berikutnya, City berhasil menjuarai Piala FA setelah mengalahkan Stoke City 1–0 dan berhasil menempati posisi ketiga pada Liga Utama, hanya perbedaan selisih gol saja yang membuat City gagal menggusur Chelsea dari peringkat kedua.
Musim 2011–12 menandai keberhasilan klub menyudahi 44 tahun puasa gelar juara Liga (terakhir pada tahun 1968) dalam kompetisi yang ketat dengan Manchester United. Manchester City berhasil menjadi juara dengan perbedaan selisih gol yang lebih baik.
Kepemilikan
Pada 22 Juni 2007 Dewan Klub menyetujui penawaran sebesar 81,6 juta poundsterling oleh milyarder Thailand yang juga mantan Perdana Menteri Thailand untuk membeli City.[17] Akhirnya pada 6 Juli 2007 Thaksin Shinawatra resmi memiliki klub dengan menguasai 75% saham City[18], sehingga klub ini menjadi salah satu klub Inggris yang dimiliki oleh pihak asing.
Pada saat Hughes naik menjadi manajer klub, sebetulnya harta Thaksin sudah di ujung tanduk pembekuan karena tuduhan korupsi selama berkuasa sebagai perdana menteri di Thailand. Thaksin mengerti bahwa posisinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk terus mendanai klub. Akhirnya pada tanggal 23 September 2008 Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pemilik Abu Dhabi United Group resmi memiliki klub, setelah membelinya dari Thaksin Shinawatra senilai 200 juta poundsterling.[19]
Hanya beberapa hari setelah kepastian kepemilikannya atas Manchester City, ia langsung membuat rekor pembelian pemain termahal Inggris dengan pembelian Robinho dari Real Madrid. Rekor harga 32,5 juta pounds itu melampaui harga 28 juta pounds yang ditawarkan Chelsea atas pemain Brazil tersebut.
Warna dan lambang klub
Warna klub
Seragam kandang Manchester City adalah Biru Langit dan celana Putih. Sejak musim 2011-2012 seragam kandang city baik kaus dan celana mengunakan warna yang sama yaitu biru langit. Asal-usul warna seragam kandang klub tidak jelas, tetapi ada bukti bahwa klub telah menggunakan biru langit sejak 1892 atau sebelumnya.
Sementara itu seragam tandang adalah Merah Marun, atau merah (sejak tahun 1960-an) dan Celana Hitam. Namun dalam beberapa tahun terakhir, beberapa warna yang berbeda telah digunakan. Sebuah brosur yang berjudul Famous Football Clubs - Manchester City diterbitkan pada 1940-an menunjukkan bahwa West Gorton (St. Marks) semula bermain dengan seragam merah dan hitam. Dari laporan yang berasal dari tahun 1884 menggambarkan tim mengenakan kaus hitam membawa salib putih, yang menunjukkan asal klub sebagai sisi gereja.
Ide untuk menggunakan kaus merah dan hitam datang dari mantan asisten manajer Malcolm Allison, yang percaya bahwa dengan mengadopsi warna AC Milan akan mengilhami City untuk mencapai kejayaan.
Lambang
Lambang klub saat ini mulai digunakan pada tahun 1997, dikarenakan bahwa lambang sebelumnya tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan sebagai merek dagang. Lencana tersebut didasarkan pada lengan kota Manchester, dan terdiri dari sebuah perisai di depan sebuah elang emas. Fitur perisai kapal pada setengah bagian atas menggambarkan Kanal Kapal Manchester, dan tiga garis-garis diagonal di bagian bawah, menggambarkan kota tiga sungai. Bagian bawah terdapat pita dengan sebuah kata Superbia in Praelio, yang artinya dalam Bahasa Latin adalah Kebanggaan di Pertempuran atau dalam Bahasa Inggris Pride in The Battle. Di atas elang ada tiga bintang tiga, yang murni hanya sebagai dekorasi.
City sebelumnya sudah mempunyai 2 lambang, yang mulai digunakan sejak tahun 1960an dan mulai tahun 1972 sampai dengan tahun 1997. Tapi lambang tersebut tidak digunakan lagi karena tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan sebagai merek dagang.
Akan tetapi, pada kesempatan saat City bertanding di final Piala FA, lambang tersebut tidak gunakan. City menggunakan lambang Kota Manchester pada kausnya sebagai simbol kebanggaan dari kota Manchester pada acara-acara besar. Praktek ini dilakukan karena sebelum tahun 1960an, seragam City tidak menggunakan lambang apapun, sehingga untuk melengkapi sejarah klub digunakanlah Lambang Kota Manchester tersebut.[20]
Lambang Kota Manchester mulai digunakan City pada partai Final Piala FA 1926 hingga partai Final Piala FA 1981 dimana pada saat keduanya tersebut City menjadi runner-up. Pada finalPiala FA 2011, City menggunakan kembali lambang biasanya dengan legenda khusus, tetapi Lambang Kota Manchester dimasukkan sebagai logo monokrom kecil di nomor di bagian belakang kaos pemain.[21]
Pemasok kostum dan sponsor
Periode | Pemasok | Sponsor |
---|---|---|
1975–1982 | Umbro | Tidak ada |
1982–1984 | Saab | |
1984–1987 | Philips | |
1987–1997 | Brother | |
1997–1999 | Kappa | |
1999–2002 | Le Coq Sportif | Eidos |
2002–2003 | First Advice | |
2003–2004 | Reebok | |
2004–2007 | Thomas Cook | |
2007–2009 | Le Coq Sportif | |
2009–2013 | Umbro | Etihad |
2013– | Nike |
Skuat
Tim utama
- Per 16 Mei 2014..[22]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
Dipinjamkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
|
Pemain tim cadangan (Tim EDS)
Tim cadangan Manchester City, yang disebut dengan Elite Development Squad (EDS), bermain di Liga Primer Barclays U-21, NextGen Series, dan beberapa kompetisi piala lokal. Daftar berikut adalah beberapa pemain EDS, yang pernah tampil dengan tim utama.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
|
|
Nomor punggung yang dipensiunkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
|
Sejak 2003, Manchester City tidak lagi mempergunakan skuat bernomor 23. Nomor ini dipensiunkan sebagai penghormatan atas pemain sepak bola Kamerun, Marc-Vivien Foé, yang dipinjamkan dari Lyon (Perancis) saat kematiannya di lapangan pertandingan ketika bermain untuk Kamerun pada Piala Konfederasi FIFA 2003 di Perancis.[23]
Hall of Fame
Pemain berikut merupakan anggota Pemain Kehormatan Manchester City,[24] dan didaftar menurut tahun debut pertama mereka bersama tim utama (tahun di dalam kurung):
- pra-1920: Billy Meredith (1894), Tommy Johnson (1919)
- 1920-an: Sam Cowan (1924), Eric Brook (1928), Fred Tilson (1928)
- 1930-an: Frank Swift (1933), Peter Doherty (1936)
- 1940-an: Roy Clarke (1946), Bert Trautmann (1949)
- 1950-an: Ken Barnes (1950), Roy Paul (1950), Alan Oakes (1958)
- 1960-an: Neil Young (1961), Mike Summerbee (1965), Colin Bell (1966), Tony Book (1966), Francis Lee (1967), Joe Corrigan (1967)
- 1980-an: Paul Lake (1987)
- 1990-an: Niall Quinn (1990), Uwe Rösler (1994)
Daftar ketua dan pengurus klub
Pengurus klub
Posisi | Nama |
---|---|
Pemilik | Yang Mulia Syekh Mansour Bin Zayed Al Nahyan |
Ketua | Khaldoon Al Mubarak |
Kepala Eksekutif | Ferran Soriano[25] |
Pimpinan Eksekutif
Direktur Komunikasi
Direktur Sepak bola Direktur Akademi Direktur Komersial dan Operasional Direktur Merek Direktur Sosial Komunitas | |
Presiden Seumur Hidup |
|
Presiden Kehormatan |
|
Sekertaris Klub | Rebecca Firth |
Daftar ketua
Berikut merupakan daftar ketua Manchester City.[27]
Nama | Dari | Sampai | Jumlah Musim |
---|---|---|---|
John Chapman | 1894 | 1902 | 8 |
Edward Hulton Jr | 1902 | 1904 | 2 |
C H Waterhouse | 1904 | 1904 | 1 |
Waltham Forrest | 1904 | 1905 | 1 |
John Allison | 1905 | 1906 | 1 |
W A Wilkinson | Juni 1906 | 1914 | 8 |
John Chapman (periode kedua) | Des 1914 | 1920 | 2 |
Lawrence Furniss | Mei 1920 | 1929 | 9 |
Albert Hughes | 1929 | 1935 | 7 |
Bob Smith | Juli 1935 | 1954 | 12 |
Walter Smith | 1954 | 1956 | 2 |
Alan Douglas | 1956 | 1964 | 8 |
Albert Alexander | Agustus 1964 | November 1971 | 7 |
Eric Alexander | November 1971 | Oktober 1972 | 1 |
Peter Swales | Oktober 1972 | Februari 1994 | 22 |
Francis Lee | Februari 1994 | Maret 1998 | 4 |
David Bernstein | Maret 1998 | Maret 2003 | 9 |
John Wardle | Mei 2003 | Juli 2007 | 4 |
Thaksin Shinawatra | Juli 2007 | September 2008 | 1 |
Khaldoon Al Mubarak | Oktober 2008 | Sekarang |
Tim manajemen
Position | Name |
---|---|
Manajer | Manuel Pellegrini |
Asisten Manajer | Rubén Cousillas |
Asisten Manajer | Brian Kidd |
Pelatih penjaga gawang | Xabier Mancisidor |
Pelatih fitness | Jose Cabello |
Kepala Akademi Platt Lane | Mark Allen |
Manajer Pengembangan U-21 | Patrick Vieira |
Manajer Tim Akademi | Scott Sellars |
Pemain terkenal
- praperang: Billy Meredith (1894), Eric Brook (1928), Frank Swift (1933).
- 1940-an: Bert Trautmann (1949).
- 1950-an: Roy Paul (1950), Alan Oakes (1958).
- 1960-an: Denis Law (1960), Mike Summerbee (1965), Colin Bell (1966), Francis Lee (1967), Joe Corrigan (1967).
- 1970-an: David Watson (1975), Kazimierz Deyna (1978).
- 1980-an: Trevor Francis (1981), Paul Lake (1987).
- 1990-an: Niall Quinn (1990), Uwe Rösler (1994), Paul Walsh (1994), Georgi Kinkladze (1995), Shaun Goater (1998),Shaun Wright-Phillips (1999).
- 2000-an: Marc-Vivien Foé (2002), Peter Schmeichel (2002), Nicolas Anelka (2002).
Daftar manajer dan kapten
Daftar manajer
Berikut daftar manajer dari mulai sebelum liga (Pra-Football League). Manajer sementara (Caretaker) ditampilkan dalam huruf miring.[28]
Nama | Warga Negara | Dari | Sampai | Prestasi / Gelar |
---|---|---|---|---|
Frederick Hopkinson | Inggris | 1880 | 1882 | St Mark's (West Gorton) |
Tidak diketahui | 1882 | 1884 | - | |
Edward Kitchen | Inggris | 1884 | 1887 | - |
Walter Chew | Inggris | 1887 | 1889 | Ardwick A.F.C |
Lawrence Furniss | Inggris | 1 Agustus 1889 | 31 Mei 1893 | – |
Joshua Parlby | Inggris | 1 Agustus 1893 | 31 Mei 1895 | Manajer pertama setelah bernama
Manchester City F.C
|
Sam Omerod | Inggris | 1 Agustus 1895 | 1 Juli 1902 | – |
Tom Maley | Skotlandia | 1 Juli 1902 | 1 Juli 1906 | Juara Piala FA 1904 |
Harry Newbould | Inggris | 1 Juli 1906 | 31 Juli 1912 | – |
Komite | Juli 1912 | September 1912 | – | |
Ernest Mangnall | Inggris | 1 September 1912 | 1 Mei 1924 | – |
David Ashworth | Inggris | 1 Juli 1924 | 14 November 1925 | – |
Albert Alexander Sr. / Komite | Inggris | 19 November 1925 | 26 April 1926 | – |
Peter Hodge | Skotlandia | 1 Mei 1926 | 1 Maret 1932 | - |
Wilfred Wild | Inggris | 1 Maret 1932 | 1 November 1946 |
|
Sam Cowan | Inggris | 1 November 1946 | 1 Juni 1947 | Manager dengan presentasi kemenangan tertinggi |
Wilfred Wild | Inggris | Agustus 1947 | Oktober 1947 | – |
John "Jock" Thomson | Skotlandia | 1 November 1947 | 1 Februari 1950 | – |
Les McDowall | Skotlandia | 1 Juni 1950 | 1 Mei 1963 |
|
George Poyser | Inggris | 12 Juli 1963 | 1 April 1965 | – |
Komite | April 1965 | Mei 1965 | – | |
Joe Mercer | Inggris | 1 Juli 1965 | 7 Oktober 1971 |
|
Malcolm Allison | Inggris | 7 Oktober 1971 | 30 Maret 1973 | – |
Johnny Hart | Inggris | 30 Maret 1973 | 22 Oktober 1973 | – |
Tony Book | Inggris | 23 Oktober 1973 | 22 November 1973 | – |
Ron Saunders | Inggris | 22 November 1973 | 12 April 1974 | – |
Tony Book | Inggris | 12 April 1974 | 1 Juli 1979 | Juara Piala Carling 1976 |
Malcolm Allison | Inggris | 16 Juli 1979 | 8 Oktober 1980 | – |
Tony Book | Inggris | 9 Oktober 1980 | 16 Oktober 1980 | – |
John Bond | Inggris | 17 Oktober 1980 | 3 Februari 1983 | – |
John Benson | Skotlandia | 4 Februari 1983 | 7 Juni 1983 | Manager dengan presentasi kemenangan terkecil |
Billy McNeill | Skotlandia | 30 Juni 1983 | 20 September 1986 | – |
Jimmy Frizzell | Skotlandia | 21 September 1986 | 1 Mei 1987 | – |
Mel Machin | Inggris | 1 Mei 1987 | 29 November 1989 | – |
Tony Book | Inggris | 29 November 1989 | 5 Desember 1989 | – |
Kendall | Inggris | 6 Desember 1989 | 5 November 1990 | – |
Peter Reid | Inggris | 11 November 1990 | 26 Agustus 1993 | – |
Tony Book | Inggris | 26 Agustus 1993 | 28 Agustus 1993 | – |
Brian Horton | Inggris | 28 Agustus 1993 | 16 Mei 1995 | – |
Alan Ball | Inggris | 30 Juni 1995 | 26 Agustus 1996 | – |
Asa Hartford | Skotlandia | 26 Agustus 1996 | 7 Oktober 1996 | – |
Steve Coppell | Inggris | 7 Oktober 1996 | 8 November 1996 | – |
Phil Neal | Inggris | 9 November 1996 | 28 Desember 1996 | – |
Frank Clark | Inggris | 29 Desember 1996 | 17 Februari 1998 | – |
Joe Royle | Inggris | 18 Februari 1998 | 21 Mei 2001 | – |
Kevin Keegan | Inggris | 24 Mei 2001 | 11 Maret 2005 | – |
Stuart Pearce | Inggris | 21 Maret 2005 | 14 Mei 2007[29] | – |
Sven-Göran Eriksson | Swedia | 6 Juli 2007[30] | 2 Juni 2008[31] | Manager Pertama dari luar Inggris Raya |
Mark Hughes | Wales | 4 Juni 2008[32] | 19 Desember 2009[33] | – |
Roberto Mancini | Italia | 19 Desember 2009[33] | 13 Mei 2013[34] |
|
Brian Kidd | Inggris | 13 Mei 2013 | 14 Juni 2013 | – |
Manuel Pellegrini | Chili | 24 Juni 2013[35] | Sekarang | Juara Liga Primer Inggris 2013-2014 |
Daftar kapten
Berikut daftar kapten klub, dimulai sejak bernama Manchester City FC
Nama | Warga Negara | Dari | Sampai |
---|---|---|---|
Billy Meredith | Wales | 1904 | 1906 |
Lot Jones | Wales | 1906 | 1914 |
Eli Fletcher | Inggris | 1919 | 1923 |
Max Woosnam | Inggris | 1923 | 1925 |
Charlie Pringle | Skotlandia | 1926 | 1928 |
Jimmy McMullan | Skotlandia | 1928 | 1932 |
Sam Cowan | Inggris | 1932 | 1935 |
Les McDowall | Skotlandia | 1937 | 1938 |
Frank Swift | Inggris | 1946 | 1947 |
Sam Barkas | Inggris | 1947 | 1947 |
Eric Westwood | Inggris | 1947 | 1950 |
Roy Paul | Wales | 1950 | 1957 |
Ken Barnes | Inggris | 1957 | 1961 |
Bill Leivers | Inggris | 1961 | 1964 |
Johnny Crossan | Irlandia Utara | 1966 | 1967 |
Tony Book | Inggris | 1967 | 1974 |
Colin Bell | Inggris | 1974 | 1975 |
Mike Doyle | Inggris | 1975 | 1976 |
David Watson | Inggris | 1976 | 1979 |
Paul Power | Inggris | 1981 | 1986 |
Kenny Clements | Inggris | 1986 | 1988 |
Steve Redmond | Inggris | 1988 | 1992 |
Terry Phelan | Republik Irlandia | 1992 | 1993 |
Keith Curle | Inggris | 1993 | 1996 |
Kit Symons | Wales | 1996 | 1998 |
Andy Morrison | Skotlandia | 1999 | 2000 |
Alf-Inge Haaland | Norwegia | 2000 | 2001 |
Stuart Pearce | Inggris | 2001 | 2002 |
Ali Benarbia | Aljazair | 2002 | 2003 |
Sylvain Distin | Perancis | 2003 | 2005 |
Richard Dunne | Republik Irlandia | 2005 | 2009 |
Kolo Touré | Pantai Gading | 2009 | 2010 |
Carlos Tévez | Argentina | 2010 | 2011 |
Vincent Kompany | Belgia | 2011 | sekarang |
Prestasi
Liga
- Liga Utama Inggris[ket 2]
- Juara (4): 1936–37, 1967–68, 2011–12, 2013–14
- Runner-up (4): 1903–04, 1920–21, 1976–77, 2012-13
- Juara (4): 1936–37, 1967–68, 2011–12, 2013–14
- Liga Championship Inggris[ket 3]
- Juara (7): 1898–99, 1902–03, 1909–10, 1927–28, 1946–47, 1965–66, 2001–02
- Runner-up (4): 1895–96, 1950–51, 1988–89, 1999–2000
- Juara (7): 1898–99, 1902–03, 1909–10, 1927–28, 1946–47, 1965–66, 2001–02
- Liga Satu Inggris[ket 4]
- Juara play-off : 1998–99
Piala
- Piala FA
- Winners (5): 1904, 1934, 1956, 1969, 2011
- Runners-up (5): 1926, 1933, 1955, 1981, 2013
- Winners (5): 1904, 1934, 1956, 1969, 2011
- Piala Liga
- Winner (3): 1970, 1976, 2014
- Runners-up (1): 1974
- Winner (3): 1970, 1976, 2014
- FA Community Shield
- Winners (4): 1937, 1968, 1972, 2012
- Runners-up (5): 1934, 1956, 1969, 1973, 2011
- Winners (4): 1937, 1968, 1972, 2012
- Full Members Cup
- Runners-up (1): 1986
Eropa
- Piala Winners UEFA
- Winners (1): 1970
Tidak ada komentar:
Posting Komentar